Saturday, 25 August 2018

Baru


Menyebalkan memang ketika dipermalukan oleh beberapa hal yang seharusnya tidak bermasalah , seperti helm yang tiba – tiba lepas karena tertiup angin dikala memburu waktu karena udah telat banget berangkat ke kampus. Helmku memang seharusnya ganti , tali pengait keamanan sudah rusak.
Bagi setiap orang, mungkin aku aneh bahkan bodoh karena merawat sesuatu yang seharusnya memang sudah diganti. Namun buat aku sendiri beberapa barang emang ngga bisa gitu aja dibuang, nilai kenangan itu penting *eciyeh....

Buat kalian yang ngebaca ini , jangan lantas melakukan apa yang aku lakuin, karena terlalu mencintai barang kesayangan itu gabaik mendingan kamu mencintai pasanganmu, beneran deh. Dinamika kehidupan terus berkembang , kadang kita harus membuang beberapa hal yang membebani langkah kita. Seperti sebuah program yang selalu restore , jika tidak melakukannya maka bisa dipastikan ada system  yang terhambat.  Begitulah kehidupan *sambil nyeduh kopi.

Nggak nyaman itu pasti, tapi dari ketidaknyamanan itulah kita berkembang. Seperti helm baru yang aku beli kemaren. Rasanya hopeless banget ketika duit pas-pasan tapi pengen punya helm yang nyaman nan keren, kalau yang keren sih banyak tapi yang muat dikepala jarang. Padahal diriku sudah berusaha tidak sombong , namun kepala ini tetaplah besar, mungkin inilah saatnya bagiku untuk berhenti mempercayai apa kata pepatah.

Nggak nyaman, sumpek , sesek, ga bisa nafas. Namun dari hal itu aku nyoba potong rambut dan ternyata berasa lega. Dapat disimpulkan, dari helm baru ini membuat diriku menemukan style rambut baru. 

Segala sesuatu yang baru pasti butuh adaptasi, dari yang awalnya ngga nyaman kemudian jadi nyaman. Seperti hati ini yang sudah lama mencintai orang yang sama, orang yang berpendirian tetap untuk tidak mencintai diriku, namun aku tetap saja tidak berubah. Mungkin memang sudah saatnya aku memulai sesuatu yang baru, membuka lembaran bersama seseorang yang baru. Sejauh ini aku sudah berusaha, mungkin masih belum nemuin jawaban.

Yaaah , pasti nanti juga nemu.

No comments:

Post a Comment